Cirebon (Pinmas)—Cirebon-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi empat rekomendasi Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama 2012. Dia merasa program-program pemerintah sejalan dengan solusi yang ditawarkan kaum ulama nahdliyin.
Kedatangan Presiden SBY dan ibu negara Ani SBY disambut meriah ribuan kaum nahdliyin di area GOR Pondok Pesantren Ma’had Tarbiyatul Mubtadi’in Kempek, Cirebon. Sebelum memberikan pengarahan dalam kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 pada pukul 10.30 WIB, terlebih dahulu dia berkeliling area pesantren dengan golf car.
Selain Presiden SBY, kegiatan yang dihadiri oleh 900 peserta dari seluruh Indonesia dan pengamat internasional ini, dihadiri juga oleh sederet Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mereka antara lain Mendikbud M Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menpora Andi Mallarangeng, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menkokesra Agung Laksono, Menteri PDT Helmy Faisal Zaini, dan Menteri Agama Suryadharma Ali. Dari kalangan politik hadir Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan beberapa tokoh lainnya.
Dalam menyambut kehadiran presiden, masyarakat menikmati shalawat nabi oleh Zaenal Mustofa, Juara satu qori internasional dari Tasikmalaya. Tidak hanya itu, 40 santri perempuan Paduan suara dari Pondok Pesantren Kempek Cirebon juga turut serta meramaikan kunjungan presiden ini.
Rois Aam PBNU KH MA Sahal Mahfud membuka acara dengan sambutannya. Berulangkali dia menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak menyelenggarakan even tahunan.
Disusul kemudian penyerahan secara simbolis hasil rekomendasi Munas dan Konbes pada Presiden SBY di atas panggung. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengaku baru mengetahui ada ikhtiar dari kaum nahdliyin menghadapi bersama masalah bangsa dan dunia. “Saya atas nama negara dan pemerintah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Secara umum setelah membaca draftnya, saya menerima dan pemerintah akan menindaklanjuti,“janji Presiden di penutupan Munas, Senin (17/9).
Menurutnya, draft rekomendasinya sebagian sama persis dengan cetak biru program pemerintah. “Berarti pemerintah satu hati dengan NU,“ungkap SBY. Dia juga mengaku kagum karena usulannya bukan sekadar meneruskan yang lama, tapi juga sebagian besar ada pemikiran baru serta cerdas dan harus direspon dengan baik. Adanya perbedaan persepsi serta data pun dimakluminya.
“Rekomendasi NU itu positif dan rekonstruktif. Bagi pemerintah, rekomendasi itu penting untuk meningkatkan kebijakan dan program yang dijalankan,“ulas SBY.
Perhatian khusus pada rekomendasi alim ulama ini terlihat dari pembagian sesi sambutan menjadi dua. Di sesi perdana dia menanggapi satu per satu isi rekomendasi. Dimulai dari bidang politik dan pemerintahan yang menyoroti amandemen UUD 1945. SBY melihat para ulama cenderung ingin adanya perubahan UU untuk kelima kalinya agar sejalan dengan harapan pendiri NKRU dan perkembangan zaman.
“Mesti dipikirkan saat mengubah UU dibongkar pasang harus ada alasan yang jelas. Sementara rakyat juga perlu dimintai pandangannya. Jika urgent, maka MPR akan melaksanakan perubahan,“tutur Presiden.
Presiden juga sempat mengucapkan terima kasih atas kepedulian NU dengan tekadnya memerangi korupsi. “Saya harus adil, siapapun yang melakukan korupsi ditindak secara hukum. Korupsi banyak di daerah, maka awasi penggunaan APBN dan APBD,“cetus Presiden.
Di bidang ekonomi, SBY menyanjung Indonesia yang berada di peringkat 15 dunia dalam bidang pendapatan nasional. Indikator angka pengangguran serta kemiskinan juga menurun. Ditambah lagi angka dari pendapatan nasional untuk pelunasan utang hanya 24 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 56 persen.
Terkait pembayaran pajak, Presiden mengakui masih menjadi komoditi utama pendapatan nasional. Pembayaran pajak dari rakyat sebelumnya 500 ribu dollar Amerika, sekarang sudah meraup 1,7 juta dollar Amerika. “Kini saatnya mengatur pembayaran dan pengelolaan pajak yang baik,“papar Presiden.
Pendidikan karakter yang diadaptasi dari kurikulum pesantren ditegaskan SBY diarustamakan dalam kurikulum nasional. Urusan penanganan konflik antarumat beragama diharapkannya ulama bisa membimbing. “PBNU sudah manthuk-manthuk itu artinya setuju,“sebutnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melihat komponen NU di Jawa Barat yang menjadi komunitas mayoritas bisa menjadi cerminan baik buruknya muslimin Jabar. Serta menentukan maju mundurnya Jabar. “Saya berharap taip tahun kondisi masyarakat kian membaik dengan dukungan faktor mental spiritual sebagai penentu yang selalu ditanamkan NU,“cetus Heryawan. (rep/indah)
Kedatangan Presiden SBY dan ibu negara Ani SBY disambut meriah ribuan kaum nahdliyin di area GOR Pondok Pesantren Ma’had Tarbiyatul Mubtadi’in Kempek, Cirebon. Sebelum memberikan pengarahan dalam kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 pada pukul 10.30 WIB, terlebih dahulu dia berkeliling area pesantren dengan golf car.
Selain Presiden SBY, kegiatan yang dihadiri oleh 900 peserta dari seluruh Indonesia dan pengamat internasional ini, dihadiri juga oleh sederet Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mereka antara lain Mendikbud M Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menpora Andi Mallarangeng, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menkokesra Agung Laksono, Menteri PDT Helmy Faisal Zaini, dan Menteri Agama Suryadharma Ali. Dari kalangan politik hadir Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan beberapa tokoh lainnya.
Dalam menyambut kehadiran presiden, masyarakat menikmati shalawat nabi oleh Zaenal Mustofa, Juara satu qori internasional dari Tasikmalaya. Tidak hanya itu, 40 santri perempuan Paduan suara dari Pondok Pesantren Kempek Cirebon juga turut serta meramaikan kunjungan presiden ini.
Rois Aam PBNU KH MA Sahal Mahfud membuka acara dengan sambutannya. Berulangkali dia menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak menyelenggarakan even tahunan.
Disusul kemudian penyerahan secara simbolis hasil rekomendasi Munas dan Konbes pada Presiden SBY di atas panggung. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengaku baru mengetahui ada ikhtiar dari kaum nahdliyin menghadapi bersama masalah bangsa dan dunia. “Saya atas nama negara dan pemerintah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Secara umum setelah membaca draftnya, saya menerima dan pemerintah akan menindaklanjuti,“janji Presiden di penutupan Munas, Senin (17/9).
Menurutnya, draft rekomendasinya sebagian sama persis dengan cetak biru program pemerintah. “Berarti pemerintah satu hati dengan NU,“ungkap SBY. Dia juga mengaku kagum karena usulannya bukan sekadar meneruskan yang lama, tapi juga sebagian besar ada pemikiran baru serta cerdas dan harus direspon dengan baik. Adanya perbedaan persepsi serta data pun dimakluminya.
“Rekomendasi NU itu positif dan rekonstruktif. Bagi pemerintah, rekomendasi itu penting untuk meningkatkan kebijakan dan program yang dijalankan,“ulas SBY.
Perhatian khusus pada rekomendasi alim ulama ini terlihat dari pembagian sesi sambutan menjadi dua. Di sesi perdana dia menanggapi satu per satu isi rekomendasi. Dimulai dari bidang politik dan pemerintahan yang menyoroti amandemen UUD 1945. SBY melihat para ulama cenderung ingin adanya perubahan UU untuk kelima kalinya agar sejalan dengan harapan pendiri NKRU dan perkembangan zaman.
“Mesti dipikirkan saat mengubah UU dibongkar pasang harus ada alasan yang jelas. Sementara rakyat juga perlu dimintai pandangannya. Jika urgent, maka MPR akan melaksanakan perubahan,“tutur Presiden.
Presiden juga sempat mengucapkan terima kasih atas kepedulian NU dengan tekadnya memerangi korupsi. “Saya harus adil, siapapun yang melakukan korupsi ditindak secara hukum. Korupsi banyak di daerah, maka awasi penggunaan APBN dan APBD,“cetus Presiden.
Di bidang ekonomi, SBY menyanjung Indonesia yang berada di peringkat 15 dunia dalam bidang pendapatan nasional. Indikator angka pengangguran serta kemiskinan juga menurun. Ditambah lagi angka dari pendapatan nasional untuk pelunasan utang hanya 24 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 56 persen.
Terkait pembayaran pajak, Presiden mengakui masih menjadi komoditi utama pendapatan nasional. Pembayaran pajak dari rakyat sebelumnya 500 ribu dollar Amerika, sekarang sudah meraup 1,7 juta dollar Amerika. “Kini saatnya mengatur pembayaran dan pengelolaan pajak yang baik,“papar Presiden.
Pendidikan karakter yang diadaptasi dari kurikulum pesantren ditegaskan SBY diarustamakan dalam kurikulum nasional. Urusan penanganan konflik antarumat beragama diharapkannya ulama bisa membimbing. “PBNU sudah manthuk-manthuk itu artinya setuju,“sebutnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melihat komponen NU di Jawa Barat yang menjadi komunitas mayoritas bisa menjadi cerminan baik buruknya muslimin Jabar. Serta menentukan maju mundurnya Jabar. “Saya berharap taip tahun kondisi masyarakat kian membaik dengan dukungan faktor mental spiritual sebagai penentu yang selalu ditanamkan NU,“cetus Heryawan. (rep/indah)
0 komentar:
Posting Komentar